BeltimKaya.Com | JSCgroupmedia ~ Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru berjanji untuk tetap menjabat setelah koalisi yang berkuasa kehilangan mayoritas di Majelis Tinggi dalam pemilihan yang berlangsung pada Minggu (20/07/2025).
Hasil yang mengecewakan ini menimbulkan sejumlah desakan dari dalam Partai Demokratik Liberal (LDP) yang menyerukan Ishiba mundur sebagai pemimpin partai.
LDP dan mitra koalisinya, Komeito, kehilangan mayoritas di Majelis Tinggi dengan hanya mengamankan 47 kursi yang diperebutkan. Jumlah tersebut di bawah 50 kursi yang dibutuhkan untuk mempertahankan mayoritas.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah 70 tahun LDP bahwa partai tersebut memimpin koalisi yang tidak menguasai kedua majelis.
Dalam konferensi pers pada Senin (21/07/2025), Ishiba mengatakan LDP harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai partai terkemuka di Majelis Tinggi dengan mencegah kebuntuan dalam politik nasional.
Ia juga mengatakan pihaknya akan mencoba mencapai konsensus dengan partai oposisi berdasarkan setiap kebijakan.

Perdana Menteri menghadapi tekanan yang makin besar dari dalam partainya sendiri. Anggota parlemen Majelis Tinggi, Aoyama Shigeharu, mendesak Ishiba untuk mengundurkan diri.
Ia mengatakan mustahil menyerahkan tugas negosiasi tarif dengan Amerika Serikat kepada pemerintah yang tidak berdaya. Salah satu cabang partai di tingkat prefektur memutuskan untuk menuntut Ishiba mundur sebagai pemimpin partai.
Sementara itu, mantan Menteri Ketahanan Ekonomi Kobayashi Takayuki mengatakan ingin Ishiba bertanggung jawab sebagai ketua partai.
Namun, ia memperingatkan agar anggota partai tidak saling menjatuhkan. Ia mengatakan semuanya bergantung pada apakah LDP akan mampu membangun kembali partainya.
Para eksekutif LDP berencana mengadakan pertemuan dengan para anggotanya yang menjadi anggota Parlemen dari kedua majelis pekan depan.
Mereka ingin mendapatkan dukungan agar Ishiba tetap menjabat dengan mengacu pada negosiasi tarif yang sedang berlangsung dengan AS. | BeltimKaya.Com | NHK | *** |
oke