BeltimKaya.Com | JSCgroupmedia ~ Sepertinya Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau kita kenal sebagai tempat lahirnya Film Laskar Pelangi yang mendunia tersebut, tidak habis-habisnya yang terus melahirkan orang-orang hebat nan pintar yang berskala nasional bahkan mendunia seperti Prof. Dr. Deasy Arisanty, S.Si., M.Sc seorang Guru Besar di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Seperti kita ketahui, dahulu dari Kecamatan Gantung Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melahirkan banyak tokoh berkaliber nasional seperti Basuki Tjahaja Purnama, Basuri Tjahaja Purnama kemudian dari Kecamatan Manggar juga ada Yusril Ihza Mahendra yang lebih senior dan sekarang menjadi salahsatu tokoh nasional di republik ini.
Luas wilayah daratan Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah 546,3 km2. Di Kecamatan inilah lahir sosok Kartini Belitung Timur bernama Deasy Arisanty yang sekarang bergelar Prof,.Dr,.S.Si,.M.Sc pada tanggal 20 Desember 1981.
Kecamatan Gantung Kabupaten Belitung Timur terdiri dari 7 desa, yaitu Lilangan (87,40 km2), Jangkar Asam (130 km2), Gantung (120,71 km2), Selinsing (58,99 km2), Limbongan (47,2 km2), Batu Penyu (38 km2) dan Lenggang (118,8 km2).Â
Deasy Arisanty kini telah menjadi sosok Srikandi Belitung Timur berikutnya yang berkiprah di dunia pendidikan, proses panjang perjuangannya telah membuahkan hasil yang berguna bagi bangsa dan negara.
Sang Prof Deasy Arisanty merupakan lulusan dari SMA Negeri 1 Manggar, setelah tamat SLTA ia melanjutkan pendidikan ke Kota Yogyakarta, tepatnya di Universitas Gadjah Mada dengan mengambil jurusan Geografi dan berhasil menyandang gelar sarjana tahun 2004.Â

Dengan perolehan gelar kesarjanaan tersebut, Deasy rupanya belum bisa kembali ke kampung halamannya tapi malah justru terus terbawa arus perantauan ke pulau Kalimantan yaitu menjadi dosen di Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.
Soal penugasan, Deasy mengaku tidak pilih-pilih daerah untuk menggapai impiannya, ia berani berkarier di seluruh wilayah di Indonesia. “Meski saya dari pelosok Sumatera setelah itu ke Jawa, saya tidak pilih-pilih daerah,” ujarnya.
Saya siap berkarier di seluruh wilayah Indonesia, apalagi orang yang mau menekuni bidang geografi masih sangat minim, jadi saya siap berkontribusi di Kalimantan Selatan,” ungkap Deasy.
Sebagai keluarga yang berlatar belakang pendidikan, Deasy terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan diri dalam bidang pendidikan dengan menempuh menempuh pendidikan magister di Universitas Gadjah Mada pada bidang yang sama, yakni Geografi. Baru pada 2010 ia meraih gelar magister tersebut.
Pada tahun yang sama, dia langsung melanjutkan pendidikan doktor di Universitas yang sama, Universitas Gadjah Mada dengan bidang keilmuan Geografi dan berhasil lulus tahun 2013.
Berkat kontribusinya yang besar dan tekad kuat, ia berhasil diamanahi Universitas Lambung Mangkurat untuk menjadi Guru Besar. Sekarang selain menjadi dosen, ia menjabat menjadi wakil dekan bidang akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat. Â
Deasy mengungkapkan perasaan senangnya karena berhasil menggapai impiannya menjadi seorang peneliti. “Dari awal memang saya tertarik dengan dunia pendidikan untuk peneliti.
Ditambah dorongan dari dosen saya Pak Junun Sartohadi yang begitu tegas dan selalu memotivasi untuk ayo riset, ayo mencari ilmu seluas-luasnya,” ungkap Deasy.
Selain motivasi dari dosen, support system terbaik datang dari keluarga Deasy yang berlatar bidang pendidikan. “Almarhum ayah ibu saya seorang guru, kakak saya menjadi guru, dan abang saya menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada.
Hal tersebutlah yang menjadi motivasi besar saya untuk menggapai pendidikan tinggi dan menjadi profesor,” ujar Deasy.
Menjadi perempuan yang berkarier menjadi profesor bukan hal mudah. Namun keberuntungan berpihak pada Deasy yang mengaku mempunyai support system luar biasa dari suaminya.Â
“Support system saya yang membuat saya hingga dititik ini adalah suami dan anak saya. Kami di keluarga sudah seperti tim yang saling mendukung,” ujar Deasy.
Deasy mengaku membagi peran menjadi seorang istri, ibu dan seorang pendidik di kampus bukanlah hal yang sulit. “Bukan hal yang sulit menyeimbangkan jadi istri, ibu dan pendidik di kampus. Kuncinya adalah kerja sama tim yang baik dikeluarga dan juga disiplin.Â
Saya sudah disiplin sejak kecil, sehingga sekarang saat saya di rumah saya akan full menjadi istri dan ibu. Namun saat saya di kampus saya fokus menjadi dosen dan menyelesaikan pekerjaan saya,” ujar Deasy.Â
Kartini menurut Deasy adalah perempuan yang berhasil menggali potensi diri untuk berkontribusi demi kebermanfaatan orang banyak. “Saya yakin seluruh perempuan khususnya di Belitung Timur punya potensi diri yang luar biasa.
Mari kita lebih menggali kemampuan diri dan mulai dari hal-hal kecil berani berkontribusi untuk daerah dan banyak orang,” pungkas Deasy.
Profil

















Prof. Dr. Deasy Arisanty, S.Si., M.Sc. adalah dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dari tahun 2006-sekarang. Lahir di Gantung Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung, pada tanggal 20 Desember 1981.
Pendidikan SD-SMA ditempuh di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, sedangkan pendidikan S1-S3 ditempuh di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan sempat mengikuti sandwich-like program pada tahun 2012-2013 di Innsbruck University Austria.
Beberapa tulisannya dimuat di jurnal international bereputasi Q4-Q1, yang berkaitan dengan tema geografi lingkungan dan kebencanaan. Selain itu, tulisan di jurnal nasional juga cukup banyak di jurnal yang terindeks sinta 4-sinta 2.
Aktif mengikuti seminar internasional, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, yang menghasilkan banyak karya pada prosiding terindeks scopus dan WoS.
Aktif meneliti baik pendanaan dari DRPM Kemendikbudristek maupun pendanaan dari Pemeritah daerah dan universitas, sejak tahun 2014-sekarang. | BeltimKaya.Com | Redaksi*/ | *** |
sukses selalu prof